CSR Program : Sapu Bersih Berkah Ramadhan 2025 - Dipersembahkan Oleh I    Jurnalkawasan.com I BIPO HR Solution I 3 MG  I    Bima Yoshindo I  Sakura HRIS I Haraito I   Yamazaki My Roti I Andara Katering I Es Krim JoyDay  I Dapur Bu Sri 

PepsiCo Indonesia Resmi Bangun Pabrik di GIIC, Cikarang

Hallo Pabrikers, setelah meninggalkan Indonesia pada 10 Oktober 2019, PT PepsiCo Indonesia Foods and Beverages (PepsiCo Indonesia) secara resmi kembali dengan gebrakan membangun pabrik manufaktur makanan ringan pertama di negara ini, yang berlokasi di kawasan Greenland International Industry Center (GIIC), Cikarang, Jawa Barat.

Sep 03 2023, 13:50

Cikarang,-

Hallo Pabrikers, setelah meninggalkan Indonesia pada 10 Oktober 2019, PT PepsiCo Indonesia Foods and Beverages (PepsiCo Indonesia) secara resmi kembali dengan gebrakan membangun pabrik manufaktur makanan ringan pertama di negara ini, yang berlokasi di kawasan Greenland International Industry Center (GIIC), Cikarang, Jawa Barat.

PepsiCo merupakan produsen makanan ringan merek Lay's, Cheetos, dan Doritos. Pabrik ini ditargetkan dapat beroperasi mulai awal 2025, alias pembangunannya membutuhkan waktu sekitar dua tahun.

Pabrik ini berdiri di atas lahan seluas 60.000 m2 di Cikarang, Jawa Barat, dan akan menjadi tempat produksi sejumlah produk makanan ringan. Meskipun begitu, belum diumumkan merek atau jenis makanan ringan yang akan diproduksi.

Upacara peletakan batu pertama untuk pabrik pertama PepsiCo ini dilangsungkan pada Rabu (30/08/2023), yang disaksikan Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, dan Atase Perdagangan Amerika Serikat untuk Indonesia, Melissa Marszalek. Acara tersebut juga dihadiri oleh CEO Asia Business Unit PepsiCo, Parinya Kitjatanapan (Eric), dan CEO PepsiCo Indonesia, Asif Mobin.

Nilai investasi proyek ini mencapai USD200 juta atau sekitar Rp3 triliun. Parinya Kitjatanapan, yang akrab disapa Eric, mengungkapkan bahwa keputusan PepsiCo untuk kembali berinvestasi di Indonesia didasari oleh potensi pasar yang dimiliki serta proses perizinan yang lebih mudah di negara ini.

"Indonesia merupakan pasar terbesar di dunia, dengan 48 persen populasinya mewakili Asia Tenggara. Itu merupakan kunci utama alasan kami kembali ke Indonesia. Yang kedua, pemerintah di sini telah melakukan pekerjaan yang bagus dalam menciptakan lingkungan investasi agar kami bisa kembali ke sini," ujar Eric yang merupakan Wakil Presiden Senior PepsiCo Asia Pasifik.

Menteri Investasi Indonesia dan Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menghargai keseriusan PepsiCo dalam mendukung perkembangan ekonomi Indonesia melalui investasinya. Ia berkeinginan agar investasi tersebut memberikan transfer pengetahuan dan teknologi kepada rakyat Indonesia.

"Kami juga berharap investasi ini dapat memberi manfaat bagi masyarakat dan bekerja sama dengan pengusaha lokal serta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sekitar," ungkap Bahlil pada kesempatan yang sama.

Keputusan PepsiCo untuk membangun manufakturnya di Indonesia menurut Bahlil sangat strategis, mengingat fakta bahwa populasi Indonesia mencakup 48 persen dari keseluruhan Asia Tenggara. Ditambah dengan pertumbuhan kelas menengah yang semakin meningkat dan posisi GDP Indonesia yang kini masuk ke 15 besar dunia, investasi ini diprediksi akan memberikan hasil yang sangat menguntungkan.

Dengan adanya Undang-Undang Cipta Kerja, ia menyebut proses perizinan menjadi lebih mudah dan efisien. Namun, Bahlil meminta PepsiCo untuk melibatkan pengusaha lokal atau UMKM dalam rantai pasok dan logistik. Dengan begitu, bukan hanya PepsiCo yang mendapatkan keuntungan, namun juga pelaku usaha lokal.

"Saya hanya menitipkan satu hal saja, tolong libatkan pengusaha-pengusaha lokal, UMKM untuk menjadi rantai pasok dan logistik. Karena bagi kami, bukan berapa besar investasi itu masuk, tetapi berapa besar investasi itu terjadi bagi rakyat Indonesia," kata Bahlil.

Kolaborasi antara perusahaan internasional besar seperti PepsiCo dengan pelaku usaha lokal inilah yang akan menjadi katalis penting bagi Bahlil dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia dan memastikan pemanfaatan ekonomi yang optimal bagi semua pihak yang terlibat. *)

Berita Terkait

No Posts Found