Loker : HRGA Staff đź“Ť Placement: Lamongan   Perempuan, dengan pengalaman minimal 1 tahun di bidang HRGA Pendidikan minimal D3/S1 Memahami dan mampu menerapkan kebijakan serta prosedur HRGA Memiliki pengetahuan yang baik tentang peraturan ketenagakerjaan

đź“© Send your updated CV to:
murih.hermawan@japfa.com

APINDO Kabupaten Bekasi Gelar Workshop QCC, Perkuat Budaya Produktivitas di Perusahaan

Hallo Pabrikers, Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Kabupaten Bekasi kembali menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan daya saing industri melalui penyelenggaraan workshop bertajuk Quality Control Circle (QCC).

Sep 24 2025, 21:00

Cikarang,-

Hallo Pabrikers, DPK Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Kabupaten Bekasi kembali menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan daya saing industri melalui penyelenggaraan workshop bertajuk Quality Control Circle (QCC). Acara ini berlangsung selama dua hari, dengan sesi online pada hari pertama dan dilanjutkan secara offline pada hari kedua di EJIP Center, Kawasan Industri East Jakarta Industrial Park (EJIP), Sukaresmi, Cikarang Selatan, Bekasi, Rabu (24/9).

Workshop ini diikuti oleh 58 peserta dari berbagai perusahaan anggota APINDO, yang berasal tidak hanya dari kawasan industri EJIP, tetapi juga dari wilayah lain di Kabupaten Bekasi. Menariknya, jumlah peserta melebihi kuota awal yang ditetapkan, mencerminkan tingginya animo perusahaan terhadap upaya peningkatan produktivitas melalui metode QCC.

Wakil Ketua Bidang III APINDO Kabupaten Bekasi, Tetty Yanuarti, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan kelanjutan dari rangkaian pelatihan sebelumnya yang telah dimulai sejak pertemuan pengenalan di Hotel Grande Valore. 

“Di hari pertama kami bahas teori-teori QCC seperti 8 langkah pemecahan masalah dan 7 alat manajemen (basic seven tools). Hari kedua ini fokus pada praktik langsung, membedah masalah nyata di perusahaan secara terstruktur,” ungkap Tetty.

Ia menambahkan, tujuan utama dari pelatihan ini adalah mendorong peningkatan produktivitas, bukan hanya secara individu tetapi secara tim atau kelompok. 

“Kalau kelompok yang produktif, satu pabrik bisa bergerak bersama. Ini sejalan dengan slogan APINDO: kreatif, produktif, dan inovatif,” tambahnya.

Menurut Tetty, peserta workshop kali ini berasal dari berbagai latar belakang jabatan, mulai dari leader, supervisor, hingga manajer. Keragaman ini penting untuk memastikan bahwa prinsip QCC diterapkan lintas departemen, tidak hanya terbatas pada divisi kualitas.

Dalam sesi materi, Eko Pudji Putranto, yang merupakan juri QCC Nasional dan narasumber utama, menekankan pentingnya pemahaman menyeluruh terhadap basic seven tools dalam QCC. Ketujuh alat tersebut antara lain: check sheet, stratifikasi, diagram pareto, histogram, run chart, cause-effect diagram, dan diagram pencar.

“QCC bukan hanya untuk bagian quality. Ini bisa digunakan oleh semua departemen—dari sales, accounting, hingga HRD. Misalnya, bagaimana mempercepat penggajian, atau meminimalkan koreksi pajak. Semua bisa dilakukan melalui pendekatan QCC,” jelas Eko.

Ia menambahkan bahwa QCC juga berperan besar dalam pengembangan sumber daya manusia. 

“Tujuan utamanya adalah membangun manusia—melatih mereka berpikir sistematis, bekerja dalam tim, dan berkomunikasi dengan efektif,” ujarnya.

Namun demikian, baik Tetty maupun Eko tidak menampik adanya tantangan dalam penerapan QCC. Salah satu hambatan terbesar adalah rendahnya komitmen dari manajemen perusahaan, yang seringkali masih berada dalam zona nyaman.

“Improvement itu mendobrak zona nyaman. Kalau manajemen tidak mendukung, terutama dari sisi investasi dan dukungan sumber daya, maka sulit bagi tim untuk melakukan perbaikan berkelanjutan,” ujar Eko.

Tetty menambahkan bahwa salah satu kendala lain adalah persepsi bahwa QCC hanya urusan tim kualitas. Padahal, pendekatan ini justru harus melibatkan semua lini agar solusi yang dihasilkan berdampak luas.

Menanggapi antusiasme peserta, APINDO telah mendistribusikan kuesioner untuk menjaring minat terhadap pelatihan lanjutan, seperti Six Sigma atau 5S. 

“Beberapa peserta sudah menyatakan minat untuk ikut pelatihan lanjutan. Ini penting karena setiap sertifikasi seperti yellow belt atau green belt dapat meningkatkan kompetensi pegawai secara signifikan,” kata Tetty.

Baik APINDO maupun narasumber berharap bahwa pelatihan ini dapat menjadi awal dari perubahan budaya kerja yang lebih produktif dan efisien. 

“Improvement tidak selalu tentang menaikkan harga jual, tapi bagaimana kita bisa menurunkan biaya operasional. Dari situ profit bisa naik,” tutup Eko.

Workshop QCC ini membuktikan bahwa dengan pendekatan yang tepat dan dukungan berkelanjutan, perusahaan dapat tumbuh lebih adaptif dan kompetitif di tengah dinamika industri yang terus berubah. (js)

Berita Terkait

No Posts Found